Sepak Bola Kembali Memakan Korban, PSSI Didesak Buat Regulasi Suporter

Sepak Bola Kembali Memakan Korban, PSSI Didesak Buat Regulasi Suporter Sepak Bola Kembali Memakan Korban, PSSI Didesak Buat Regulasi Suporter

Perhelatan turnamen pra-musim sepak bola Indonesia bertajuk "Piala Presiden" memakan korban jiwa. Pada Jumat (17/6), dua suporter Persib Bandung diungkapkan meninggal dunia saat hendak menyaksikan pertandingan Grup C antara Persib melawan Persebaya Surabaya.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, objek meninggal akhir terinjak injak saat berebut menganut stadion. Dua suporter Persib adapun meninggal dunia tersebut adalah, Sopiana Yusup, bersama Ahmad Solihin.

"Satu nyawa terlintas mahal untuk dikorbankan dalam pertandingan sepak bola, apalagi sampai dua orang meninggal dunia. Ini pantas dievaluasi agar kejadian serupa tak terus berulang," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS), dalam kebeningan resminya, Sabtu (18/6).

Menurut data SOS, Sopiana lagi Solihin merupakan bulan-bulanan ke-77 lagi 78 yang meregang nyawa sejak Liga Indonesia digelar ala 1994. Akmal mengatakan, bahwa hal ini tidak bisa dianggap terlalu mudah, lagi disebut sebagai kecelakaan sepak bola biasa. Melainkan, pantas ditangani serius oleh pihak-pihak terkait agar tidak berulang ke depannya.

Dalam hal ini, panitia penyelenggara kompetisi menjadi pihak harus bertanggung respons atas kejadian meninggalnya dua superter Persib terkemuka, dan diberikan sanksi tegas.

Menurutnya, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku panitia pelaksana tidak mampu menjalankan standard operating procedure (SOP) memakai tepat. Selain itu, panitia terus tidak melakukan antisipasi kemungkinan membludaknya jumlah penonton.

SOS juga menyoroti soal tidak adanya sosialisasi aturan, bahwa setelah pandemi Covid-19 melandai, lagi pertandingan sepakbola dibolehkan pakai penonton demi stadion, jumlahnya masih dibatasi. Tidak adanya sosialisasi, melaksanakan suporter bahwa hendak menonton berbondong-bondong bersumber ke stadion, sehingga menyebabkan kerumunan.

"Presiden Joko Widodo adapun namanya dipakai sebagai judul turnamen kudu melihat fenomena ketidaksiapan LIB selanjutnya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)," ujarnya.

Ia berpendapat, lebih baik jika LIB selanjutnya PSSI fokus menyiapkan regulasi selanjutnya aturan kompetisi. Ketimbang merupakan event organizer turnamen pra-musim. Ini dimaksudkan, agar saat kompetisi berjalan semua sudah siap 100% selanjutnya tidak ada mamenyimpang di tengah jalan.

Selain itu, regulasi suporter menjadi ciri bermanfaat akan harus dibuat bersama disosialisasikan kepada semua pihak, terutama suporter, agar terbangun kesadaran bersama bagi dilaksanakan di kompetisi sepakbola Indonesia.

"Regulasi yang energik, atas sanksi keras, menjadi kunci untuk memperbergas pembangunan industri sepakbola Indonesia. Untuk itu, FIFA Security and Safety Stadium Regulation perlu disosialisasikan," ujar Akmal.