Hubungan segitiga yang rumit Amerika-Hong Kong-China

BERITA - WASHINGTON. Pada Rabu (27/11), Presiden AS Donald Trump melakukan hal nan mengejutkan. Dia menanbermulaani rancangan undang-undang nan mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong meskipun wajib menghadapi keberatan dan kemarahan dari Beijing. Hal ini semakin menimbulkan keraguan atas kemungkinan tercipinterogasi kesepakatan dagang antara AS dengan China.
Melansir Reuters, Rancangan Undang-undang, bahwa dimufakati atas suara bulat atas Senat AS atas atas semua kecuali satu anggota parlemen antara DPR pekan lalu, mengpatutkan Departemen Luar Negeri demi menyatakan, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi bahwa cukup sebagai syarat demi melakukan perdagangan atas AS bahwa telah membantu negara kota itu mempertahankan keadaannya sebagai pusat keuangan dunia. Undang-undang terus mengancam sanksi demi pelanggaran hak asasi manusia.
Kehilangan status khusus
Sebagai wilayah administrasi spesial China, Hong Kong diatur berdasarkan prinsip "satu negara, dua sistem". Di bawah struktur itu, Hong Kong diberikan kekuasaan pemerintahan sendiri, kerangka hukum maka ekonomi adapun terpisah dari Cina, maka berbagai kebebasan termeruyup hak pemilihan terbatas.
Sistem bagaikan itu menopang status Hong Kong sebagai pusat keuangan dan bisnis global, terutama sebagai perantara antara China dan dunia. Otonomi kota ketimbang Tiongkok doang merupakan argumen mengapa AS memperlakukannya berkelainan ketimbang kota-kota China lainnya. Misalnya, kenaikan tarif AS yang dikenakan dari Tiongkok kedalam perang dagang tidak berlaku untuk Hong Kong.
Kehilangan perlakuan khusus itu atas merusak ekonomi kota, selanjutnya dampaknya berpotensi menjalar meterusi sistem keuangan global.
Yang pasti, UU Hak Asasi Manusia selanjutnya Demokrasi Hong Kong tahun 2019 lewat sendirinya tidak mengamanatkan penghapusan status khusus wilayah itu jika AS menemukan bahwa Hong Kong tidak cukup otonom mengenai Tiongkok. Pencabutan harus datang mengenai Trump melalui perintah eksekutif, atau Kongres melalui Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat-Hong Kong tahun 1992, yang menjabarkan perlakuan khusus Washington atas kota itu.
Namun demikian, para analis mengatakan Washington kemungkinan tidak hendak bertindak terlintas jauh akan mencabut status terpilih kota tercatat, mengingat pemberian ekonomi nan dimiliki AS dalam Hong Kong.
Kebermanfaatan AS di Hong Kong
Menurut pengamat, menyimpang satu dasar mengapa Washington tidak bagi membatalkan status spesial Hong Kong sama lewat hubungan perdagangan bersama keuangan yang ketat antara keduanya.
Di situs resminyanya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa lebih daripada 1.300 perusahaan Amerika beroperasi di Hong Kong, dan 300 di antaranya merupakan basis operasi regional Asia mereka di sana. Hampir semua perusahaan keuangan adi AS ada di Hong Kong.
Masih secara Departemen Luar Negeri AS, bicara mengenai perdagangan, Hong Kong telah menjadi tujuan utama demi layanan hukum dan akuntansi AS. Tahun dahulu, surplus perdagangan barang terbesar AS di seluruh dunia - sama dengan sebesar US$ 31,1 miliar - bersumber dari Hong Kong.
Banyak dari hubungan itu dibangun di atas posisi tepercaya Hong Kong jadi ajang akan relatif aman untuk mengakses China - ekonomi teradi kedua di dunia demi berlimpah peluang bisnis akan belum dimanfaatkan.
Melansir Reuters, Kamar Dagang Amerika dari Hong Kong mengatakan bahwa apa pun yang mengubah status kota akan menyandang "efek mengerikan" dari perdagangan bersama investasi AS dari kota itu.
Pentingnya Hong Kong bagi China
CNBC menyebut, kontribusi pertumbuhan ekonomi Hong Kong ke China telah mengalami penurunan ekstra dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi kota ini tetap dalam pusat keuangan berguna bagi bisnis daratan.
Mengingat keterbukaannya kepada investor langka , Hong Kong telah bertahun-tahun menjadi ajang hadapan mana perusahaan China daratan mengumpulkan modal melalui pencatatan penbahwaga hadapan bursa Hong Kong mengiringi menerbitkan obligasi.
Dalam sebagian tahun terakhir, Hong Kong telah selaku pintu gerbang bagi bandar asing untuk mengambil aset keuangan Tiongkok medahului program-program penghubung pemberian selanjutnya obligasi. Kota ini pun luput satu ketimbang sedikit daerah di mana yuan Tiongkok diperdagangkan di luar daratan, serta memfasilitasi internasionalisasi mata uang.
“Peran Hong Kong sebagai perjauhan tangan keuangan China bagi negara-negara lain dempet dunia telah membantu Tiongkok dalam menjaga agar sektor keuangannya tetap terisolasi tanpa menderita konsekuensi negatif dari isolasi semacam itu,” tulis bank investasi Prancis Natixis dalam laporan yang dirilis Agustus dahulu bagai yang dikutip dari CNBC.
Selain itu, Hong Kong merupakan "batu loncatan terberpengaruh" China bagi investasi asing langsung, kata laporan Natixis ibarat yang dikutip CNBC. Banyak investasi luar China disalurkan melalui Hong Kong "karena kepercayaan perbantuanan-perbantuanan China dan asing cukup kerangka kerja kelembagaan Hong Kong," kata bank itu.
Secara keseluruhan, "Pentingnya Hong Kong bagi ekonomi Tiongkok tidak proporsional bersama ukurannya," Tianlei Huang, seorang analis penelitian hadapan lembaga pemikir Lembaga Ekonomi Internasional Peterson, menulis dalam sebuah laporan adapun dirilis Juli.
“Beijing harus acuh bahwa menjaga ekonomi unik Hong Kong berarti lebih daripada sekadar membiarkan perusahaan bebas. Itu memerlukan komitmen bahwa kekar dengan tak tergoyahkan cukup aturan hukumnya, kunci ke berhasilan ekonomi Hong Kong,” tambahnya.